SKYDIVE (Pasukan Lintas Udara)
Baru kemarin rasanya aku mendapatkan kehormatan, sebuah
tanda yang selama satu bulan setengah susah payah ku dapatkan, wing para dasar.
Tanda kehormatan seorang pasukan Lintas Udara, yang tersemat disetiap prajurit
Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat –pasti-. Ga semua prajurit Angkatan Darat
punya kualifikasi ini loh... dan tentu saja nilai ku yang menjadi terbaik di
Sekolah Para Dasar Pusat Pendidikan Pasukan Khusus, di Batujajar itu. Haha
sombong sedikit tapi itu kenyataan. Dengan murid 165 orang (dari berbagai
kesatuan, Calon Komando, Gultor 81, Pasukan khusus Kamboja, Pasukan Khusus
Filipina, Linud jawa timur deelel) ku akui, saat itu, adalah saat yang
menyenangkan, dapat teman baru dengan keahlian nya yang militeris sekali –ya
pastinya- juga keahlian baru secara pribadi. DikSus Para Dasar Gelombang IV
2008.
Menonton Experience Human Flight, membuat aku
ingin menguji adrenalinku lagi buat mengambil kursus Free Fall –dimana
sepertinya tidak mungkin untuk dilakukan, mengingat waktu dan tempat yang sulit
diadakan- huff... tapi ..itu keren sekali! Dengan wing suit penerjun bisa
melayang lebih lama persis seperti bajing terbang yang punya sayap diantara
ketiak dan selangkangan mereka. BASE Jump juga keren, tapi hanya karena
sepertinya tempat penerjunan mereka tak terbatas, asalkan dengan ketinggian
yang memadai. Mau gedung, jembatan, tebing, atau pinggir empang pun kalo
mungkin bisa digunakan.
Dengan keahlian seperti itu bisa digunakan buat membuat
gambar yang keren, tak terbatas tempat liputan yang terbendung minimnya sarana
transpotasi darat atau laut.-khayalan tingkat tuinggiii-
BEBAS!!! Di 4 detik paling menyeramkan dari penerjunan
Para, seperti di kereta api, yang tidak bayar tiket pesawat di ‘tendang’
keluar, terbawa angin kencang dari baling-baling C130 Hercules – pesawat angkut
kebanggaan Angkatan Udara kita, meski ga ada suku cadangnya- rasa
seperti...melayang.. tanpa beban, tapi tiba-tiba tertarik kebelakang dengan
hebat oleh tali statik yang terikat di dalam pesawat dan membuka payung secara
otomatis. Di 20 detik-an melayang dengan parasut itu juga menyenangkan tapi
tidak menegangkan, Cuma...menyenangkan.. orang-orang yang beraktivitas di bawah
terlihat kecil mungil. Tapi jangan kan orang bumi saja tak terlihat saat
penerjunan malam hari, kadang sentuhan lembut yang keras kaki menghujam bumi
tak dapat diantisipasi karena perkiraan jarak yang saru di telan gelap malam.
Ketinggian mungkin bukan untuk ditakuti, tapi entah
kenapa, setiap berada di ketinggian, kaki serasa menginjak genangan air –yang
tentu saja ga ada-, lutut gempa hebat, dan tangan ingusan. Rasa itu yang ingin
ku lawan dengan latihan panjat dinding, panjat tebing bahkan sekolah para. Tapi
tetap saja rasa itu kembali lagi kalau sudah lama tak berlatih..sial.
“I never play with my
life, I only play with yours” –film entah apa..lupa-
Comments
Post a Comment