DANAU SENTARUM in The Heart Of Borneo
KESEMPATAN
Beberapa waktu lalu (September 2018) sebuah NGO Internasional mengontakku untuk memberikan undangan untuk eksplor wilayah Danau Sentarum, sebenarnya kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan Festival Danau Sentarum yang akan diadakan 25-28 Oktober 2018. Dengan senang hati kuterima tawaran itu.
Program perjalanan ini sebenarnya bukan untuk promosi event internasional itu, tetapi lebih kepada awareness tentang konservasi di wilayah Heart Of Borneo, yang didukung oleh 3 negara di pulau Kalimantan: Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusallam. nah, Festival Danau Sentarum adalah salah satu event yang menjadi hajatan besar di wilayah Kalimantan Barat untuk unjuk gigi, bukan hanya masalah kemolekan tapi juga konservasi dan usaha dari masyarakat sekitar untuk mempertahankan alamnya.
PERJALANAN
Sudah setahun sejak pertamakali menginjakan kaki di Pontianak, Kalimantan Barat. tapi sekarang lebih jauh lagi, karena kami harus naik pesawat lagi menuju Putussibau, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam saja dengan pesawat baling-baling ganda dari maskapai kebanggan Indonesia, hehe.
Matahari menyambut dengan gegap gempita, tanpa mengurangi keceriaannya buat menyambut tetesan carian dari dalam pori-pori, fuh.
Tempat pertama yang kami datangi langsung setelah menginjak bandara Pangsuma, Putussibau adalah Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum. Yup, Danau Sentarum masuk ke dalam wilayah Taman Nasional ini, istimewanya ada perkampungan penduduk di dalamnya, jarang ada nih yang kayak gini dan harus dilihat.
Harus kuakui kalau perjalanan kali ini begitu padat dengan 'perjalanan' darat. jarak tempuh berjam-jam harus kami lalui dengan kendaraan 4wd, meskipun jalannya jauh lebih mulus daripada kota Jakarta sekalipun, tapi begitu jalannya jelek, tingkat kejelekannya mungkin melebihi mukaku kalau jempol kejepit pintu.
Tapi akhirnya dihari kedua, kami merasakan angin segar berhembus dengan speedboat tanpa atap, saat pagi sih ga masalah, malahan karena anginnya kencang justru jadi dingin sekali, tapi saat siang hari, wuiihh... seakan ada 9 matahari yang menjaga kami.
jadi kira-kira inilah jalur perjalanan kami:
Jakarta - Pontianak - Putussibau
Putussibau -
Danau Sentarum -
TEMAN
kami berempat berangkat dari Jakarta (Aku, Arum, Tante & sang travel blogger ternama Yudha Catatan Backpacker) kemudian kami menuju ke Putussibau dengan 2 wartawati lokal (Bella & Sella) plus satu kawan blogger dari Kuching, Malaysia: Patricia Hului. Awalnya aku khawatir tentang bahasa yang kami pakai tidak membuat Pat, mengerti. tetapi belakangan dia justru menjadi "orang lokal" hahahha. Sangat menyenangkan mengetahui dan bekerjasama langsung dengan teman beda negeri tapi punya banyak kesamaan meskipun bukan kembar siam.
Beberapa waktu lalu (September 2018) sebuah NGO Internasional mengontakku untuk memberikan undangan untuk eksplor wilayah Danau Sentarum, sebenarnya kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan Festival Danau Sentarum yang akan diadakan 25-28 Oktober 2018. Dengan senang hati kuterima tawaran itu.
Program perjalanan ini sebenarnya bukan untuk promosi event internasional itu, tetapi lebih kepada awareness tentang konservasi di wilayah Heart Of Borneo, yang didukung oleh 3 negara di pulau Kalimantan: Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusallam. nah, Festival Danau Sentarum adalah salah satu event yang menjadi hajatan besar di wilayah Kalimantan Barat untuk unjuk gigi, bukan hanya masalah kemolekan tapi juga konservasi dan usaha dari masyarakat sekitar untuk mempertahankan alamnya.
PERJALANAN
Sudah setahun sejak pertamakali menginjakan kaki di Pontianak, Kalimantan Barat. tapi sekarang lebih jauh lagi, karena kami harus naik pesawat lagi menuju Putussibau, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam saja dengan pesawat baling-baling ganda dari maskapai kebanggan Indonesia, hehe.
Matahari menyambut dengan gegap gempita, tanpa mengurangi keceriaannya buat menyambut tetesan carian dari dalam pori-pori, fuh.
Tempat pertama yang kami datangi langsung setelah menginjak bandara Pangsuma, Putussibau adalah Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum. Yup, Danau Sentarum masuk ke dalam wilayah Taman Nasional ini, istimewanya ada perkampungan penduduk di dalamnya, jarang ada nih yang kayak gini dan harus dilihat.
Harus kuakui kalau perjalanan kali ini begitu padat dengan 'perjalanan' darat. jarak tempuh berjam-jam harus kami lalui dengan kendaraan 4wd, meskipun jalannya jauh lebih mulus daripada kota Jakarta sekalipun, tapi begitu jalannya jelek, tingkat kejelekannya mungkin melebihi mukaku kalau jempol kejepit pintu.
Tapi akhirnya dihari kedua, kami merasakan angin segar berhembus dengan speedboat tanpa atap, saat pagi sih ga masalah, malahan karena anginnya kencang justru jadi dingin sekali, tapi saat siang hari, wuiihh... seakan ada 9 matahari yang menjaga kami.
jadi kira-kira inilah jalur perjalanan kami:
Jakarta - Pontianak - Putussibau
Putussibau -
Danau Sentarum -
TEMAN
kami berempat berangkat dari Jakarta (Aku, Arum, Tante & sang travel blogger ternama Yudha Catatan Backpacker) kemudian kami menuju ke Putussibau dengan 2 wartawati lokal (Bella & Sella) plus satu kawan blogger dari Kuching, Malaysia: Patricia Hului. Awalnya aku khawatir tentang bahasa yang kami pakai tidak membuat Pat, mengerti. tetapi belakangan dia justru menjadi "orang lokal" hahahha. Sangat menyenangkan mengetahui dan bekerjasama langsung dengan teman beda negeri tapi punya banyak kesamaan meskipun bukan kembar siam.
Comments
Post a Comment