Habis Udara di kedalaman 38 meter!

Di perairan Kakaban pun kami menyempatkan diri untuk menyelam, spot yg terkenal disini adalah spot Baracuda, seorang penyelam haruslah punya kemampuan advance untuk dapat menyelam disini karena selain arusnya yg kuat dan tidak beraturan juga kedalaman yg hampir 40 meter harus diselami untuk melihat gerombolan ikan karnivora bertubuh panjang, Barracuda. Untunglah pagi itu tidak banyak ombak, kami dgn santainya melakukan back-roll entry dan sedikit demi sedikit mengempiskan BCD dan turun ke bawah, tak banyak yg dapat dilihat, tak banyak koral dan ikan.
Konturnya slope atau menurun dgn pasir sbg lantainya, beberapa sponge besar tumbuh dgn subur, juga monkey tail, yg cukup kuat untuk menahan penyelam bila terseret arus. Terlihat ujung slope yg berwarna biru tua hampir kehitaman, arus menyeret kami kebawah dan ke barat, tiba tiba terdengar bunyi besi di ketuk berkali kali, ku cari sumber suara itu, kudapati guide kami, Adi, menunjuk ke arah ujung slope, ku kernyutkan dahi mencoba untuk fokus, ada seekor hiu yg besar mungkin lebih dari 2 meter panjangnya melintang sejajar dgn slope, tetapi dia terlalu dalam, kameraku belum siap, dan jarak pandang terlalu dekat untuk lensa ku, sekejap kemudian hiu white tip itu menghilang dari pandangan, semoga ku dapat ikan besar lainnya pikirku. Arus menyeret kami semakin jauh, kembali ku dengar dentingan tanki udara yg di ketuk, ku lihat di ujung slope, dua ekor barracuda sedang melayang tak bergerak dari tempatnya menghadap arus, tapi tiba tiba arus semakin kencang, kamera besarku terbawa lebih jauh dari tempat barracuda itu, tak apa, kami akan mendapatkan gerombolan barracuda, dan dua ekor bukanlah gerombolan, doa ku.
Slope ini lebih landai dan hampir flat, aku terbawa arus dan berpegangan pada monkey tail, kulihat teman teman memandang diagonal ke arah atas, ke belakangku. Takjub, sinar matahari, yg entah bagaimana bisa masuk ke kedalaman 38 meter ini menerangi punggung punggung panjang yg sedang melayang tak bergerak, melawan arah arus, puluhan mungkin ratusan Barracuda itu bertumpuk tumpuk, ku siapkan kamera secepat yg ku bisa, ku ukur sinarnya, aku bergerak mendekati ikan ikan panjang yg bertampang seram itu, sedikit demi sedikit, tombol rana terus ku tekan, hingga mereka bergerak maju dan menghilang.

Tujuan utamaku adalah mendapatkan gambar video, namun tombol utama untuk video dari housing underwater 5Dmark II ku sudah tidak bisa lagi bergerak karena tekanan yang kuat. Pasrah sudah, hanya beberapa foto saja yang bisa kudapatkan sebelum para ikan-ikan karnivora itu menghilang, namun aku tetap berusaha untuk memperbaiki tombol itu.
Tak terasa 38 meter tempatku berada saat itu mengkompresi udara dalam tabung hingga benar-benar sedikit dan lebih mengejutkan lagi, konsumsi udaraku begitu boros dan itu menjadi fatal tepat setelah aku mendapatkan foto-foto penting itu.
Udaraku habis! untunglah kami bergerak dalam kelompok, saat itu aku begitu tenang dan melakukan kontak visual dengan buddy selamku dengan baik. Sebuah Octopus telah terpasang mantap di mulutku, buddyku terus mendampingi hingga akhirnya lautan Kakaban harus kami tinggalkan hari itu.

Tujuan utamaku adalah mendapatkan gambar video, namun tombol utama untuk video dari housing underwater 5Dmark II ku sudah tidak bisa lagi bergerak karena tekanan yang kuat. Pasrah sudah, hanya beberapa foto saja yang bisa kudapatkan sebelum para ikan-ikan karnivora itu menghilang, namun aku tetap berusaha untuk memperbaiki tombol itu.
Tak terasa 38 meter tempatku berada saat itu mengkompresi udara dalam tabung hingga benar-benar sedikit dan lebih mengejutkan lagi, konsumsi udaraku begitu boros dan itu menjadi fatal tepat setelah aku mendapatkan foto-foto penting itu.
Udaraku habis! untunglah kami bergerak dalam kelompok, saat itu aku begitu tenang dan melakukan kontak visual dengan buddy selamku dengan baik. Sebuah Octopus telah terpasang mantap di mulutku, buddyku terus mendampingi hingga akhirnya lautan Kakaban harus kami tinggalkan hari itu.