My photo
worldlifetravel
Hi, my name is Bima Prasena a content creator who lives in a paradise known as Indonesia. Join me for some adventure!

Jangan Lengah di Kathmandu! (Tips Keselamatan)


Ancaman Pendaki Himalaya justru di Kathmandu

Bisa dibilang para pendaki Himalaya adalah mereka yang “well prepared” meski kadang tak terlihat, tapi kenekatan mereka itu adalah sesuatu yang diperhitungkan. Bukaan cuaca pendakian terkadang menjadi sesuatu yang sulit untuk ditunggu bahkan menjadi sangat berbahaya, terlebih lagi bila suhu menjadi semakin dingin dan mustahil bagi mahluk bisa hidup. Ketinggian yang menjadi ‘pembunuh tanpa suara’ membuat tak sedikit para pendaki tangguh meregang nyawa, namun sekali lagi hal itu sudah diperhitungkan bahkan mereka sudah sadar akan resikonya.
Lain Himalaya, lain lagi di pintu gerbangnya, Kathmandu. Meski para pendaki dunia berkumpul dulu disini sebelum dapat melihat Himalaya, tetapi resiko besar justru mengintai mereka disini. Seberapapun hebatnya para pendaki itu menancapkan bendera negara mereka di puncak puncak putih Himalaya, nyawa mereka justru terancam disini, di liukan jalan jalan Kathmandu yang tak tentu. 
Mobil kecil, Besar, Truk, Sepeda, Pejalan Kaki, Hewan tumpah ruah menjadi satu di jalanan sempit, pejalan kaki adu nyali dengan mobil dan truk, hewan tak peduli dengan badan besar bus yang coba menyalipnya. Klakson selalu terdengar, berisik. Sepeda motor yang sedang berjalan di depan kendaraan (mobil, bus, truk, pikap – terserah) bisa berhenti kapan saja, dimana saja, titik. Nyawa bukan yang utama, resiko tak pernah dikenal meskipun setiap hari mereka bersentuhan dengannya.
Oh ya, satu lagi yang unik... KATHMANDU TIDAK PUNYA LAMPU MERAH !

Tips buat kalian para pejalan kaki di Kathmandu:

1. Tentukan “safe area

Umumnya area aman adalah hotel atau penginapan, tempat pertama kali kita tinggal, karena area ini bisa memberikan keamanan dan kebutuhan dasar kita, seperti tempat berlindung dan beristirahat. Kenali betul nama hotel, alamatnya atau setidaknya hafalkan letak atau patokan umum menuju penginapan. Bila sesuatu terjadi dijalan,kita bisa langsung kembali ke “safe area” dan melakukan “recovery”. Umumnya turis menengah atas hingga ke bawah akan mencari penginapan di Thamel Market, yang memang area turis. Thamel punya jalan yang kecil tapi sibuk dan semrawut, namun cukup mudah untuk diingat.
Para pedagang dan pejalan kaki di pasar

2. Berhenti sejenak, lihat dan petakan.

Sebelum berjalanan, lihatlah para warga lokal menggunakan fasilitas negaranya, perhatikan batas-batas dan peraturan lokal, pahami peta setempat sebelum bergerak meninggalkan tempat “safe area”.
Bersitirahat sejenak di Kathmandu

3. Gunakan fasilitas “Lampu hijau untuk Turis

Terkadang menjadi turis asing punya kekebalan dari aturan ataupun kebiasaan lokal, misalnya cara berpakaian terbuka yang ‘dilarang’ untuk warga lokal namun toleran untuk turis. Fasilitas ini sebenarnya tidak selalu ada, dan bila ada bukan untuk disalahgunakan. Bila terpaksa bertingkahlah jika kamu tidak tahu soal aturan yang ada, selesai.
Bendera doa, Jalanan dan para pejalan

4. Di Jalanan semua setara.

Ini berlaku kapan pun di Kathmandu. Mobil, motor, truk atau bus atau PEJALAN KAKI, semuanya setara, artinya siapa yang paling jago bertahan dia yang akan mendapat jalan. Tidak ada yang namanya mendahulukan pejalan kaki, Pramuka atau Orang Tua, TIDAK ADA.
Kondisi jalanan Kathmandu yang ramai

5. Tak ada tempat yang aman untuk berjalan.

Meskipun Kathmandu adalah ibukota negara, namun pembangunan di kota ini seakan mati suri. Trotoar dibongkar dimana-mana dan seakan tidak pernah selesai diperbaiki, bahkan satu ruas jalan bisa hilang dalam semalam karena sedang memperbaiki saluran dibawahnya dan tidak menyisakan lagi tempat untuk lalu lintas. Perhatikan selalu sekitarmu karena bahaya selalu mengintai, ingat kamu sedang berjalan-jalan di Kathmandu, bukan di Monas. Kecuali kamu mau coba ilmu.
Salah satu terminal bus yang berpasir dan berdebu
Tanpa marka jalan, tanpa pembatas

Kathmandu adalah negeri para petualang, backpacker, pendaki, peziarah. Devisa negara terbesar berasal dari pariwisata, tentunya mereka akan mati-matian untuk membuat para turis betah, jadi sebagai negara ‘Jalan-able’ kamu ga perlu khawatir berlebihan tentang keamanan diri kecuali saat berlalu lintas dan juga keamanan keuangan karena disini surganya BELANJA
Selamat bertualang.
Jangan lupa ikuti petualangan saya di instagram @worldlifetravel
Berjualan di kota tua Patan

Bajaj juga ada tapi tidak terlampau banyak, justru yang sering dijadikan taxi adalah Daihatsu Ceria!

Berdesakan di Angkot saat ada demo partai buruh

menunggu lampu merah

Pengguna angkutan umum

Korban gempa Nepal

POPULER